Karikatur
Search this site or the web powered by FreeFind

Site search Web search

Karikaturis Kagok

KATA-KATA memang berbeda dengan garis. Pengamat politik Eep Saefulloh Fatah tak punya kesulitan untuk memiuhkan kata-kata. Tapi urusan garis masih membuatnya kagok. Toh, pria kelahiran Cibarusah, Bekasi, 32 tahun lalu ini cukup percaya diri untuk menampilkan goresan garisnya dalam wujud karikatur di satu tabloid politik terbitan Jakarta. "Mengkritik lewat karikatur sama asyiknya dengan lewat tulisan," ujar Eep, yang mengidolakan karikaturis G.M. Sudarta.

Bagi yang kurang kenal Eep, profesi baru ini memang mengundang pertanyaan. Namun, sebetulnya, "karir" seni rupa suami Sarah Santi ini lumayan panjang. Belajar corat-coret dari sang ayah, Eep remaja sudah dipercayai warga kampungnya menggambari gapura setiap perayaan 17 Agustus. Kebetulan, ia sering kebagian gapura bagian kanan yang melukiskan keberhasilan pembangunan. Walhasil, "Saya jadi cukup terampil menggambar wajah Soeharto," kata Eep. Saat kuliah di Universitas Indonesia, ia sempat berpameran karikatur tunggal.

Bila goresannya kini tampil lagi, ini karena pihak tabloid itu serius memintanya. "Sekalian ngumpulin duitlah," ujar Eep, yang mengaku perlu uang saku karena akan mengambil program S-3 di Amerika Serikat. Kalau tampil di televisi dalam acara Kantata tempo hari? "Itu juga ngumpulin duit, ha-ha-ha…," kata Eep. (Sumber: TEMPO, Edisi No. 52/XXVIII/28 Februari - 5 Maret 2000, Pokok & Tokoh)

[Lihat Koleksi Karikatur]