Detik.com, Rabu, 9 September 1998
Gagal Masuk BP MPR, Eep Mundur
[detikcom, Jakarta.] Janji harus ditepati. Kalau tidak, lebih baik mundur. Dan anggota MPR dari Utusan Golongan Eep Saefulloh Fatah yang diangkat Presiden BJ Habibie memilih untuk mundur dari keanggotaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Percuma kalau tidak masuk badan pekerja (BP MPR), lebih baik mundur saja," kata Eep kepada wartawan di sela-sela diskusi di Univresitas Indonesia Depok, Rabu (09/9) pagi. Menurut bekas Ketua Senat Mahasiswa FISIP UI ini, dia mau masuk ke MPR karena waktu itu dijanjikan bakal masuk ke dalam BP MPR.
Sudah ada surat mundurnya? "Sudah. Sudah saya kirim ke Ketua MPR/DPR dan ke Presiden BJ Habibie," katanya. Ia menyatakan kecewa tak bisa masuk BP, karena dua jam sebelum dilantik pada 1 Juli 1998 sebenarnya tak ada keinginan sama sekali menjadi anggota parlemen. Tapi saat itu dia diyakinkan bakal masuk ke BP, maka Eep tidak menolak.
Penulis buku "Bangsaku yang Menyebalkan" itu mengaku mau masuk MPR karena ada idealis yang dibawa. "Saya tidak mau jadi anggota MPR cuma ngendon tanpa kerjaan," katanya. Bila masuk BP, katanya, akan bisa melaksanakan fungsi strategis instrumental MPR untuk menyiapkan konsep buat Pemerintahan Transisional Presiden BJ Habibie.
Fungsi strategis itu antara lain menyiapkan ketetapan-ketetapan penting untuk reformasi. Selain itu juga menyiapkan ketetapan untuk HAM. "Kalau tidak masuk, precuma. Inilah pilihan saya," kata anggota MPR yang diangkat Presiden pada 1 Juli 1998.
Semula, katanya, dia mencoba menahan diri ketika sampai 28 Agustus namanya tidak masuk dalam BP. Setelah di cek lagi pada pada 1 September namanya memang tidak masuk BP, dia pun mempertimbangkan untuk mundur. Dan pertimbangannya akhirnya bulat, hengkang dari MPR.
Apakah ada orang lain yang juga akan mundur? "Saya tidak tahu. Saya pun tidak mempengaruhi siapapun untuk memilih keputusannya sendiri," tambahnya.
Beberapa tokoh yang ikut diskusi di UI, seperti mantan KSAD Jenderal (Purn) Rudini dan Wakil ketua MPR/DPR Hari Sabarno menyesalkan pemunduran diri Eep itu. Menurut mereka, mestinya niatnya bisa ditahan. Sebab mereka menilai Eep cukup potensial. Namun, mereka pun tak bisa menghalangi niat orang. "Itu sudah keputusan dia, kita mesti menghargai," kata Hari Sabarno.
|